Selasa, 31 Desember 2013

SEJARAH KOTA BEKASI

Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kec. Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI". Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jl. Ir. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, pada saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah gedung perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi.
Pesatnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, yang seluruhnya meliputi 18 Kelurahan dan 8 desa. Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono. Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991, kemudian digantikan oleh Bapak Drs. H Khailani AR hingga tahun 1997.

Pada perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status kotif Bekasi pun kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996.

Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun, selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Februari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H. Nonon Sonthanie.


Lambang Daerah Kota Bekasi

Melalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor : 01 Tahun 1998 disahkanlah lambang daerah Kota Bekasi. Lambang tersebut berbentuk perisai dengan warna dasar hijau muda dan biru langit yang berarti harapan masa depan dan keluasan wawasan serta jernih pikiran. Sesanti " KOTA PATRIOT " artinya adalah semangat pengabdian dalam perjuangan bangsa.



Di dalam Lambang Daerah tersebut terdapat lukisan-lukisan yang merupakan unsur-unsur sebagai berikut :

a. Bambu runcing berujung lima yang berdiri tegak dengan kokoh mempunyai 2 (dua) makna :

- Melambangkan hubungan vertikal Mahluk dengan Khaliknya (Manusia dengan Tuhannya) yang mencerminkan masyarakat Bekasi yang religius.

- Melambangkan semangat patriotisme rakyat Bekasidalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan Negara yang tidak kenal menyerah sehingga Bekasi menyandang predikat sebagai Kota Patriot.

b. Perisai segi lima melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat Bekasi dalam menghadapi segala macam ancaman, gangguan, halangan dan tantangan yang datang dari manapun juga terhadap kelangsungan hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

c. Segi empat melambangkan Prasasti Perjuangan Kerawang Bekasi.

d. Pilar Batas Wilayah.

e. Padi dan Buah-buahan melambangkan jumlah Kecamatan dan Kelurahan / Desa pada saat membentuk Kota Bekasi.

- Buah-buahan berjumlah 7 (tujuh) besar dan 1 (satu) kecil melambangkan 7 Kecamatan ; Pondok Gede, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara serta 1 Kecamatan Pembantu ; Jati Sampurna.

- Padi berjumlah 50 (lima puluh) butir melambangkan 50 Kelurahan / Desa.

f. Tali Simpul berjumlah 10 (sepuluh) yang mengikat ujung tangkai padi dan buah-buahan melambangkan tanggal Hari Jadi, 3 (tiga) buah Anak Tangga penyangga Bambu Runcing melambangkan bulan Hari Jadi Kota Bekasi.

g. Dua baris Gelombang Laut atau Riak Air melambangkan dinamika Masyarakat dan Pemerintah Daerah yang tidak akan pernah berhenti membangun Daerah dan Bangsanya.


Sedangkan warna-warna dalam Lambang Daerah mengandung makna sebagai berikut :


Kuning : Kemuliaan dan menunjukkan daerah Pemukiman.


Biru Langit : Keluasan wawasan dan kejernihan pikiran serta menunjukkan zone Industri.


Putih : Kesucian perjuangan.


Merah : Keberanian untuk berkorban serta menunjukkan daerah Pertanian dan Hortikultura.


Hijau Muda : Harapan masa depan serta menunjukkan daerah Pertanian dan Hortikultura


Hitam : Ketegaran patriot sejati.

SEJARAH SINGKAT KABUPATEN BEKASI

Dalam catatan sejarah, nama "Bekasi" memiliki arti dan nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka -, seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno - Asal mula kata Bekasi, secara filosofis, berasal dari kata Chandrabhaga. Chandra berarti "bulan" (dalam bahasa Jawa Kuno, sama dengan kata Sasi) dan Bhaga berarti "bagian". Jadi, secara etimologis kata Chandrabhaga berarti bagian dari bulan. Kata Chandrabhaga berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi. Kata Bhagasi ini dalam pelafalan bahasa Belanda seringkali ditulis "Bacassie" kemudian berubah menjadi Bekasi hingga kini. Bekasi dikenal sebagai "Bumi Patriot", yakni sebuah daerah yang dijaga oleh para pembela tanah air. Mereka berjuang disini sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan negeri tercinta dan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Ballada kepahlawanan tersebut tertulis dengan jelas dalam setiap bait guratan puisi heroik Pujangga Besar Chairil Anwar yang berjudul "Krawang - Bekasi".
Kini, Kabupaten Bekasi di usianya yang ke-57 tahun, banyak perubahan yang telah terjadi dari masa ke masa. Menelusuri jejak sejarah Kabupaten Bekasi, terungkap dalam rangkaian periodisasi kesejarahan sebagai berikut:
(1) Masa Kerajaan.
(2) Masa Penjajahan Belanda.
(3) Masa Pendudukan Jepang
(4) Masa Persiapan Kemerdekaan
(5) Masa Terbentuknya Kabupaten Bekasi
(6) Masa Pemberontakan PKI
(7) Masa Pembangunan

(1) MASA KERAJAAN

A. Masa Kerajaan Tarumanegara
Daerah Bekasi berdasarkan beberapa bukti sejarah (berupa Prasasti Tugu, Ciaruteun, Muara Cianten, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi dan Prasasti Cidangiang), diduga merupakan salah satu pusat Kerajaan Tarumanegara. Pada masa itu Sang Maharaja Purnawarman telah menggali dua buah# sungai, yakni sungai Chandrabhaga dan sungai Gomati yang mengindikasikan mulai dibukanya lahan pertanian yang subur di daerah ini. Kerajaan Tarumanegara mulai runtuh sekitar abad ke-7 dan ke-8 akibat serangan Kerajaan Sriwijaya. Setelah itu muncullah Kerajaan Pajajaran yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap daerah Bekasi.
B. Masa Kerajaan Pajajaran (berdiri tahun 1255 Caka atau 1333 M)
Bekasi merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Pajajaran sebagai salah satu pelabuhan sungai yang ramai dan penting artinya serta asset yang berharga bagi Kerajaan Pajajaran, karena memiliki akses langsung terhadap Pelabuhan Sunda Kelapa. Keramaian Pelabuhan Sunda Kelapa sangat dipengaruhi oleh keberadaan Sungai Bekasi yang berfungsi sebagai pelabuhan transit.
C. Masa Kerajaan Jayakarta
Daerah Bekasi ketika itu masih tetap merupakan pelabuhan transit bagi pelabuhan Sunda Kelapa. Periode ini ditandai dengan jatuhnya Sunda Kelapa ke tangan Fatahillah (Falatehan) kemudian namanya diganti menjadi Jayakarta (artinya, kota yang mendapat kemenangan) pada tanggal 22 Juni 1527. Namun, Jayakarta akhimya jatuh ketangan VOC pada tanggal 30 Mei 1619. Sejak itulah, Jayakarta diubah namanya menjadi Kota "Batavia" clan Bekasi menjadi bagian wilayah Batavia.

(2) MASA PENJAJAHAN BELANDA

Pada masa ini ada tiga babak sejarah penting yakni :
(a). Peristiwa Penyerbuan Kerajaan Mataram ke Batavia (1629)
Masa ini cukup memberikan warna sejarah dan sosial-budaya bagi masyarakat Bekasi. Penyerbuan tentara Mataram ke Batavia telah memberi peran khusus kepada daerah penyangga dengan dipersiapkannya lumbung-Iumbung persediaan pangan. Penyerbuan tersebut berpengaruh terhadap penamaan tempat (diantaranya adalah "Pekopen", "Babelan#" Kampung Jawa" dan "Saung Ranggon"). Bahasa (karena tentara Mataram tak hanya berasal dari Jawa Tengah saja, tapi juga Jawa Timur dan Jawa Barat, maka di Bekasi berkembang bahasa Sunda, dialek Banten, Jawa atau campurannya) dan karakteristik yang memperkaya seni budaya Bekasi, seperti Wayang Wong, Wayang Kulit, Calung, Topeng dan lain-lain. Selain itu juga, kesenian "ujungan" yang merupakan kesenian rakyat menampilkan keberanian dan keterampilan, dengan instrumentalis yang dinamik dan humoris, yang menggambarkan jiwa dan semangat masyarakat Bekasi yang patriotik.
(b). Muncul "Tanah-Tanah Partikelir" pada akhir abad ke - 17 di
Daerah Bekasi dan sekitarnya. Sejak itulah, Bekasi dikenal sebagai daerah tanah-tanah partekelir dengan beberapa wilayah "Kemandoran" dan "Kademangan". Sistem penguasaan tanah partekelir ini menimbulkan kesengsaraan yang amat meresahkan masyarakat. Puncak keresahan tersebut ditandai dengan terjadinya peristiwa Pemberontakan Petani Bekasi di Tambun tahun 1869.

(e). Periode Pemerintahan Hindia Belanda.
Sebagai akibat politik ekonomi liberal (Politik Ethis) dan pelaksanaan Desentralisatie Wet, Bekasi kemudian menjadi salah satu distrik di Regentschap Meester Cornelis berdasarkan Staatsblad 1925 No. 383 tertanggal 14 Agustus 1925. Regentschap Meester Cornelis terbagi menjadi empat distrik, yaitu Meester Cornelis. Kebayoran, Bekasi dan Cikarang. Saat itulah, Bekasi secara formal dikenal sebagai salah satu ibukota pemerintahan setingkat dengan kewedanaan.

(3) MASA PENDUDUKAN JEPANG
Setelah Belanda takluk pada tanggal 8 Maret 1942 kepada Jepang. Pada awalnya, Jepang disambut dengan suka cita tetapi kegembiraan rakyat Bekasi ternyata hanya sekejap mata. Bahkan perlakuan Jepang dirasakan lebih buruk dibandingkan penjajah sebelumnya diantaranya adanya praktek romusha (kerja paksa) dan memaksa para pemuda mengikuti propaganda melalui penetrasi kebudayaan Jepang dan mendirikan Barisan Pemuda Asia Raya (Seperti Seinendan, Keibodan. Heiho dan tentara Pembela Tanah Air - PETA). Selain itu. para pemuda Bekasi membentuk juga organisasi lain seperti Gerakan Pemuda Islam Bekasi (GPIB), (tokohnya Marzuki Urmaini, Muhayar, Angkut Abu Gozali, M. Husein Kamaly, Gusir) dan badan-badan perjuangan, diantaranya Markas Perjuangan Hizbullah Sabilillah (MPHS), yang dipimpin oleh KH. Noer Alie. Jepang pun mengubah sistem pemerintahan dan penamaannya, diantaranya adalah Regenschap Meester Cornelis berubah menjadi Jatinegara Ken, dan District Bekasi menjadi Bekasi Gun.

(4) MASA PERJUANGAN KEMERDEKAAN
Kedatangan tentara Inggris yang diboncengi NICA (Belanda) memacu pejuang pergerakan di Indonesia, khususnya Bekasi untuk memperkuat pertahanan di wilayah sekitar Jakarta. Akibatnya terjadi peristiwa sejarah perjuangan rakyat Bekasi, sebagai berikut : (1) Rapat Raksasa Ikada; (2) Insiden Kali Bekasi; (3) TKR di Bekasi; (4) Bekasi Lautan Api; (5) Penggabungan Badan Perjuangan dan Kelaskaran di Bekasi; (6) Pertempuran di Tambun, Cibitung, Setu dan Kampung Sawah; (7) Peristiwa Tambun; (8) Gerakan Plebisit Indonesia baik pada masa agresi militer I dan II dan banyak lagi peristiwa-peristiwa heroik lainnya. Peristiwa Perjuangan Kemerdekaan di Bekasi tersebut merupakan gambaran betapa tingginya patriotisme rakyat Bekasi dalam membela tanah air. Oleh sebab itu. Bekasi kemudian mendapat gelar terhormat sebagai "Bumi Patriot" karena kenyataan sejarah membuktikan bahwa Bekasi merupakan daerah front pertahanan Republik Indonesia yang menjadi saksi kepatriotan para kesuma bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dilihat dari sisi pemerintahan, Bekasi pada masa kemerdekaan ini masih merupakan sebuah kewedanaan di dalam wilayah Kabupaten Jatinegara (1945-1950).
(5) MASA TERBENTUKNYA KABUPATEN BEKASI
Sejarah terbentuknya Kabupaten Bekasi dimulai dengan dibentuknya "Panitia Amanat Rakyat Bekasi" yang dipelopori R. Supardi, M. Hasibuan, KH. Noer Alie, Namin, Aminudin dan Marzuki Urmaini, yang menentang keberadaan RIS- Pasundan dan menuntut berdirinya kembali Negara Kesatuan RI. Selanjutnya diadakan Rapat Raksasa di Alun-alun Bekasi yang dihadiri oleh sekitar 40.000 orang rakyat Bekasi pada tanggal 17 Pebruari 1950. Menyampaikan tuntutan Rakyat Bekasi yang berbunyi : satu: Penyerahan kekuasaan Pemerintah Federal kepada Republik Indonesia. dua: Pengembalian seluruh Jawa Barat kepada Negara Republik Indonesia. tiga: Tidak mengakui lagi adanya pemerintahan di daerah Bekasi, selain Pemerintahan Republik Indonesia. empat: Menuntut kepada Pemerintah agar llama Kabupaten Jatinegara diganti menjadi Kabupaten Bekasi.mUpaya para pemimpin Panitia Amanat Rakyat Bekasi untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak terus dilakukan. Diantaranya mendekati para pemimpin Masjumi, tokoh militer (Mayor Lukas Kustaryo dan Moh. Moefreini Mukmin) di Jakarta. Pengajuan usul dilakukan tiga kali antarambulan Pebruari sampai dengan bulan Juni 1950 hingga akhimya setelah dibicarakan dengan DPR RIS, dan Mohammad Hatta menyetujuim penggantian nama "Kabupaten Jatinegara" menjadi "KabupatenBekasi ". Persetujuan pembentukan Kabupaten Bekasi semakin kuat setelah dikeluarkannya Undang-undang No. 14 Tahun 1950. Kabupaten Bekasi secara resmi dibentuk dan ditetapkan tanggal 15 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bekasi. Selanjutnya pada tanggal 2 April 1960 Pusat Pemda Bekasi semula dipusatkan di Jatinegara (sekarang Markas Kodim 0505 Jayakarta, Jakarta) dipindahkan ke gedung baru Mustika Pura Kantor Pemda Bekasi yang terletak di Bekasi Kaum JI. Jr. H. Juanda. Adapun daerah Hukum Kabupaten Jatinegara yang selanjutnya menjadi Kabupaten Bekasi, yaitu :
1. Kewedanaan Bekasi, meliputi :
a. Kecamatan Bekasi terdiri atas 9 desa
b. Kecamatan Babelan terdiri atas 6 desa
c. Kecamatan Cilingcing terdiri atas 3 desa
d. Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa

2. Kewedanaan Tambun, meliputi :
a. Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
b. Kecamatan Setu terdiri atas 9 desa
c. Kecamatan Cibitung terdiri atas 7 desa

3. Kewedanaan Cikarang, meliputi;
a. Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
b. Kecamatan Lemah Abang terdiri atas 8 desa
c. Kecamatan Cibarusah terdiri atas 11 desa

4. Kewedanaan Serengseng, meliputi :
a. Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
b. Kecamatan Pebayuran terdiri atas 6 desa
c. Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa

Dengan demikian, maka daerah Kabupaten Bekasi menurut wilayah administrasi pemerintahan meliputi 4 kewedaan dengan 13 kecamatan yang terdiri atas 95 desa. Pembagian wilayah administrasi pemerintahan ini terabadikan dalam Lambang Daerah Kabupaten Bekasi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 12/P.D./’62 pada tanggal 20 Agustus 1962 dengan sesanti. "SWATANTRA WIBAWA MUKTI" yang diartikan sebagai "Daerah yang Mengurus Rumah Tangga Sendiri, Berpengaruh dan Jaya-Makmur".

(6) MASA PEMBERONTAKAN PKI
Periode ini ditandai dengan terjadinya upaya dominasi komunis diberbagai daerah dengan tokoh utama PKI Bekasi, Abbas Djunaedi dan Peristiwa G 30 S / PKI, serta upaya pemberantasan PKI oleh rakyat dan pemuda Bekasi serta pihak keamanan yang bersatu padu menjaga keutuhan bangsa dari rongrongan komunisme, diantaranya dibentuknya Komando Aksi Tumpas (tokoh utamanya adalah Ki Agus Abdurachman (Pemuda Pancasila), Dadang Hasbullah (Pemuda Muhammadiyah), Abdurachman Mufti, Ateng Siroj, Muhtadi Muchtar (PH) dan Damanhuri Husein (Gerakan Pelajar Pancasila) serta tokoh-tokoh lain dari unsur Gerakan Pemuda Anshor, IPNU, IPPNU, IPM dan lain-lain), serta Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia (KAPPI) Bekasi yang diketuai oleh Ateng Siroj dan Damanhuri Husein sebagai sekretaris.

(7) MASA PEMBANGUNAN
Sebelum dilaksanakannya, Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap Pertama (Repelita I) tahun 1969 - 1974 kondisi daerah Kabupaten Bekasi masih sangat memprihatinkan; kemampuan pemerintah daerah sangat terbatas, sedangkan keadaan masyarakat sangat tertinggal dan miskin, lebih dari itu kondisi infra struktur, seperti jalan, jembatan, pengairan, listrik, bahkan prasarana pendidikan dan kesehatan sangat minim. Dengan demikian pilihan prioritas untuk memulai pembangunan menjadi cukup sulit Pada awal dasawarsa enam puluhan Pemerintah Pusat memulai pembangunan Saluran Induk Tarum Barat sebagai bagian dari jaringan irigasi Jatiluhur. Pekerjaan tersebut diawali dengan pembuatan saluran primer, kemudian saluran-saluran sekunder dan terakhir saluran-saluran tertier. Sebagian besar dilakukan dengan pola Padat Karya, sehingga sekaligus bisa mendatangkan penghasilan bagi masyarakat. Memasuki tahapan pembangunan lima tahun pertama, yaitu semasa kepemimpinan Bupati M. Soekat Soebandi, Pemerintah Pusat mulai meluncurkan bantuan berturut-turut; tahun 1969 berupa Inpres Bantuan Pembangunan Desa Rp. 100.000,- per desa, tahun 1970 berupa Inpres bantuan prasarana jalan dan jembatan Rp. 50,- per kapita, tahun 1972 berupa Inpres Bantuan Pembangunan Gedung Sekolah Dasar dan tahun 1973 disusul pula dengan Inpres Bantuan Pembangunan Prasarana dan Penyediaan Sarana Kesehatan. Pada tahun 1971 telah dibentuk pula Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (BAPPEMKA) Bekasi dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 1/1971, yang sekarang dikenal sebagai Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bekasi. Tahapan Pembangunan Lima Tahun Kedua dan Ketiga praktis sepenuhnya di bawah kepemimpinan Bupati H. Abdul Fatah. Pada masa itu seluruh pekerjaan jaringan Irigasi Tarum Barat telah rampung dan dapat mengairi secara teknis dan setengah teknis areal pesawahan seluas 30.000 Ha, dari luas keseluruhan 87.000 Ha. Bersamaan dengan itu dilaksanakan pula Program Bimas, Inmas, Inmum, Insus, dan pencetakan sawah yang disertai dengan pemberian kredit usaha tani. Hasilnya setiap tahun Daerah Kabupaten Bekasi mengalami surplus gabah, sehingga dapat menyumbang stock nasional dan sekaligus mendudukannya menjadi salah satu lumbung padi Jawa Barat. Mulai tahun 1974 dikembangkan pula kebijakan perencanaan Jabotabek, dan Kabupaten Bekasi terkait di dalamnya sebagai salah satu daerah penyangga dalam system Metropolitan Jabotabek dan mendapat fungsi untuk pengembangan industri dan permukiman dengan tetap mempertahankan fungsi pertanian. Dengan dilaksanakanya kebijakan tersebut, investasi disektor industri dan pemukiman, baik PMA, PMDA, maupun swasta nasional menjadi luas, sehingga membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang besar bagi masyarakat. Kedua momentum pembangunan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Pimpinan Daerah H. Abdul Fatah, sehingga pendapatan daerah melonjak tajam dan seiring dengan itu kesejahteraan masyarakat meningkat. Pada masa itu dibangun Kantor Pemerintah Daerah yang baru di Jalan A. Yani No. 1 Bekasi, dibangun pula stadion, gedung olahraga dan monument daerah, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya. Pembangunan infra struktur pun berlangsung amat cepat. Wal hasil berbagai kondisi tersebut saling bersinergi satu sama lain sehingga kiprah pembangunan di Kabupaten Bekasi menjadi sangat pesat. Terkenal pada saat itu Motto pembangunan yang dicanangkan Bupati H. Abdul Fatah : setitik air dan sejengkal tanah dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Setelah selesai pengabdian dipemerintahan, beliau melanjutkan pengabdiannya di masyarakat dengan memimpin Yayasan Pendidikan Islam Empat Lima dan mendirikan Universitas Islam 45 (UNISMA). Tahapan Pembangunan Lima Tahun Keempat dan Kelima bertepatan dengan masa kepemimpinan Bupati H. Suko Martono. Pada masa itu pembangunan disektor pertanian tetap signifikan. Namun perhatian yang lebih besar diberikan pula kepada sector industri dan pemukiman. Disamping itu perhatian yang besar juga dilakukan terhadap sektor perpasaran, yakni dengan melakukan renovasi dan pembangunan pasar-pasar tradisional, serta memfasilitasi pembangunan disektor keagamaan ditandai secara monumental dengan pembangunan Islamic Centre dan pendirian Yayasan Nurul Iman yang sampai saat ini dikelola beliau. Tahap Pembangunan Lima Tahun Keenam bertepatan dengan kepemimpinan Bupati H. Mochammad Djamhari. Beliau memulai kiprah pembangunannya dengan Motto "Back to Village" (Kembali kedesa) dengan mengadakan berbagai proyek-proyek percontohan disektor pertanian. Disamping itu kepada para investor perumahan dikenakan kewajiban untuk menyediakan fasilitas pendidikan sekolah dasar dan lahan tempat pemakaman umum. Pesatnya perkembangan pembangunan di Kabupaten Bekasi mendorong Kota Administratif Bekasi menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi. Dengan diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 18 Desember 1996 terbentuklah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi dengan Ibukota di Bekasi meliputi luas wilayah 21.000 Ha lebih terdiri atas 7 kecamatan, yakni : kecamatan-kecamatan; Bekasi Utara, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Jatiasih, Pondokgede dan Bantargebang. Bupati H. Wikanda Darmawijaya memimpin Kabupaten Bekasi menjelang dan memasuki masa reformasi. Pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, maka system pemerintahan daerah berubah, sehingga menempatkan DPRD di luar Pemerintah Daerah, bahkan menjadi mitra yang sejajar dengan Pemerintah Daerah. Pemerintahan Daerah diselenggarakan secara lebih otonom. Pada masa transisi seperti ini eforia demokratisasi dan kebebasan cenderung mengemuka, namun berkat kerjasama yang baik antara DPRD dan Pemerintah Daerah semua itu dapat dilalui dengan mulus. Bahkan bersama DPRD tekad Bupati H. Wikanda Darmawijaya untuk membangun Daerah Kabupaten Bekasi yang bernuansa agamis dapat dirumuskan dengan visi " Manusia Unggul yang Agamis Berbasis Agri Bisnis dan Industri Berkelanjutan ". Wujud aplikasinya ditandai dengan, mengembangkan program Posyandu Unggul, penghapusan lahan prostitusi " Malvinas " yang dialihkan pemanfaatannya untuk bangunan Rumah Sakit Daerah dan pembangunan Masjid, juga pemberantasan buta huruf AI-Qur#an. Pada masa kepemimpinan Bupati H. Wikanda Darmawijaya tersebut Peraturan Daerah Nomor 82 Tahun 1998 tanggal 28 Desember 1998 tentang Pemindahan lbukota Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi mulai dilaksanakan. Pada saat mengakhiri masa jabatannya beliau telah berhasil membangun Gedung DPRD dan bangunan induk gedung Kantor Pemerintah Daerah serta bangunan perlengkapannya berupa Masjid di Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat. Pembangunan gedung-gedung Pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi tersebut dilanjutkan oleh Bupati berikutnya yakni Drs. H.M. Saleh Manaf. Bahkan pada masa beliau gedung-gedung tersebut mulai difungsikan, sehingga praktis pemerintahan daerah Kabupaten Bekasi mulai dikendalikan dan pusat pemerintahan yang baru ini. Bersamaan dengan itu gedung-gedung pusat pemerintahan yang lama diserahkan kepada Pemerintah Kota Bekasi dengan imbalan sejumlah dana yang dibayarkan secara angsuran. Pada masa pemerintahan Bupati Drs. H.M. Saleh Manaf juga terjadi pemekaran wilayah kecamatan dari 15 kecamatan menjadi 23 kecamatan, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 26 Tahun 2004 , tentang Pemekaran Kecamatan di Daerah Kabupaten Bekasi. Kepemimpinan Bupati Drs. H.M. Saleh Manaf dan Wakil Bupati Drs. H. Solihin Sari hanya berlangsung selama 2 (dua) tahun, sejak diberhentikannya kedua pejabat tersebut telah diangkat Drs. H. Tenny Wishramwan, M.Si sebagai Penjabat Bupati Bekasi untuk melaksanakan tugas memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Bekasi. Saat ini sedang dilaksanakan berbagai persiapan dalam rangka pemilihan Kepala Desa pada 165 desa. Sementara itu dengan selesainya proses hukum yang berkaitan dengan pemberhentikan kedua pejabat tersebut telah selesai maka selanjutnya pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang defenitif dapat diselenggarakan.

I. DAFTAR NAMA BUPATI KEPALA DAERAH DAN KETUA DPRD KABUPATEN BEKASI
Bupati dan Kepala Daerah Kabupaten Bekasi
1). Periode (1949 -- 1951) Bupati Bekasi dijabat oleh R. Suhandan Umar
2). Tahun (1951) selama 3 (tiga) bulan Jabatan sementara Bupati Bekasi selama 3 (tiga bulan adalah KH. Noer Alie).
3). Periode (1951 -- 1958) Bupati Bekasi dijabat oleh R. Sampoerno Kolopaking
4). Periode (1958- 1960) Bupati Bekasi dijabat oleh RMKS Prawira Adiningrat. Kepala Daerah Swatantra Tk. II Bekasi dijabat oleh Nausan.
5). Periode (1960 -- 1967) Jabatan Bupati dan Jabatan Kepala Daerah Swatantra Tk. II Bekasi dijabat dan dirangkap oleh Maun alias Ismaun.
6). Periode (1967 - 1973) Bupati / Kepala Daerah Tk. II Bekasi dijabat oleh MS. Soebandi.
7). Periode (1973 -1978 dan 1978 - 1983) Bupati / Kepala Daerah Tk. II Bekasi, dijabat oleh H. Abdul Fatah.
8). Periode (1983 - 1988 dan 1988- 1993) Bupati / Kepala Daerah Tk. II Bekasi, dijabat oleh H. Suko Martono.
9). Periode (1993- 1998) Bupati / Kepala Daerah Tk. II Bekasi, dijabat oleh H. Moch Djamhari.
10). periode ( 1998-2003) Bupati bekasi dijabat oleh H. Wikanda darmawijaya
11) periode(2003-2006 ) Bupati Bekasi dijabat oleh H. Saleh Manaf
12). periode (2006-2001) Bupati Bekasi dijabat oleh H. Sa'dudin

(diambil dari berbagai sumber )

:::::::::KALI ABANG:::::

Kaliabang. Tau dah mana nyeng bener. Apa itu Kaliabang atawa Kali Abang (dipisain Kali dan Abang). Tapi nyeng jelas orang nyebutnya Kaliyabang. Itu nama kampung nyeng ada di gutekan bla-elor / bla-ilir Bekasi.
Ada Kaliabang Tengah, Kaliabang Nangka dan Kaliabang Bungur. Itu tiga Kampung Kaliabang nyeng rada gedean/rada lebaran/rada loasan. Masih ada Kaliabang nyeng laennya. Ada Kaliabang Poncol, Kaliabang Jalan Lori, Kaliabang Rorotan, Kaliabang Pengarengan, Kaliabang Udik (Kaliabang nyeng rada ngidul dikit ) ,Kaliabang Ilir, rada bla-ilir/bla-elor.
Pokoknya semua kampung disituh wajibulhak di depannya ada kata Kaliabang. Kaliabang nyeng laen, nyeng rada kecil-kecil antaranya ; Kaliabang Gaga, Kaliabang Gatet, Kaliabang Bulak Tengkek, Kaliabang Bulak Macan, Kaliabang Bulak Sentul, Kaliabang Bulak Samar, Kaliabang Lokomotip (dulunya Kaliabang Kokokbeluk), Kaliabang Rawa Silem, Kaliabang kepuh dan lain-lain nyeng semuanya kaga afdol kalu di depan kampungnya ora ada kala Kaliabang.
Dari dulu orang Kaliabang ini udah nyohor tuh penduduknya banyak nyeng alim-alim alias banyak ustadz, banyak guru ngaji, banyak kiayi yang kesemuanya disebut para alim ulama. Sebut aja dah Kiayi Haji Muhtar Tabronih.
Di Kaliabang Nangka ada guru Haji Aluwih, guru Haji Anwar, guru Kiayi Haji Aminudin Muhtar, Kiayi Haji Aminuloh Muhtar, Kiayi haji Isomudin Muhtar, Kiayi haji Isomuloh Muhtar. Ke’empatnya anak kandung Kiayi Haji Muhtar tabronih.
Di Kaliabang Tengah nyeng kampungnya nyambung ama Kaliabang Jalan Lori ada Kiayi Haji Syairin, Kiayi Haji Aluwih (laen dari Kiayi Haji Aluwih nyeng di Kaliabang Nangka ).
Ada guru Tibuh, guru Jaini, guru Soleh, guru Abduloh, guru Haji Dulmalik, guru Haji Dulmu’ti, guru Haji Mardani dan guru-guru laennyah.
Begitunya pula di Kalibang Bungur, ada Kiayi Haji Abdul Hamid, Kiayi Haji Mat Nur, guru Haji Yasin, guru Haji Muntaha, Guru Haji Jabel.
Ngomongin guru ngaji nyeng ada di Kaliabang, kaya ngga ada abis-abisah. Emangah kalu boleh kita sebut Kaliabang adalah gudangah Ilmu agama, gudangah guru ngaji. Belon lagi kalu kita nyebrang ke tetangga deketnya Kampung Kaliabang yaitu kampung Ujung Malang (sekarang dirubah jadi Ujung Harapan). Disituh ada dedengkotnya ulama, Pahlawan Nasional Almaghfurlah Kiayi Haji Noer Ali.
Apa nyeng bisa kita ambil dari Kampung Kaliabang-Kaliabang ini?

1. Orang Kaliabang udah nyohor ama ilmu agamanya, sehingga banyak para pencari ilmu mukim alias mondok di Kampung ini.

2. Orang dari mana-mana pengen bebesan/mungut mantu orang Kaliabang. Bae itu mantu wadon atawa mantu lanang, dengan arepan bisa nularin ilmunya ama anak cucunyah.

3. Orang Kaliabang rata-rata (dulunya) orang kaya. Ukuran kayanya adalah punya sawah lebar, kebon lebar, punya piaraan sampi, kebo, kambing ma ayam. Kali-kali bee anakah pada gampang numpang makan.

4. Orang Kaliabang pada pinter usaha, bae itu tani atawa dagang, atawa menjadi guru ngaji nanti di rumah mertuanya. Makanya kaga aneh kalu banyak guru-guru ngaji di selebar jagat Bekasi adalah kelahiran Kaliabang.

Sembage catetan kalu para kepala-kepala Kantor Urusan Agama (KUA/Kecamatan) di Kota dan kabupaten Bekasi, lebih dari sepuluh orang. Semoga bermunapa’at.

(Kong Guntur Elmogas)

:::::::: NAMA KAMPUNG NYENG BROBAH:::::::::::

:::::::: NAMA KAMPUNG NYENG BROBAH:::::::::::

Pada kata mulanya pasti “pulau”. Pulau bagi umumnya di Indonesia pasti daratan nyeng ada di tengah-tengah aer laut. Tapi bagi orang Bekasi Pulau adalah kampung kecil nyeng ada di tengah-tengah sawah nyeng luas ngampar.
Tapi itu kata “pulau” grobah pelan-pelan jadi kata “pulo”. Mangkanya di Bekasi, kalu ada kampung pulo, maka asal mu’asalnya itu kampung adanya di tengah-tengah tegalan sawah. Jangan arep Pulo di Bekasi ada pantai-nya.
Biasanya jalan nyeng ngarah ke kampung itu cumen galengan-galengan sawah nyeng lebarnya kaga lebih dari setengah meter.
Banyak banget kampung Pulo di Bekasi dan Betawi. Sebut aja dah PULOGADUNG. Dan PULOGEBANG di Betawi.
Di Bekasi ada PULO ASEM, PULO DAMAR, PULOKUKUN, PULOSIRIH, PULOPUTER, PULOTIMAHA.
Kaga bareng sembagenya, Teluk juga ora ada lautnya. Au dari mana asal mu’asalnya sebutan “Teluk” jadi “Plok”.
Teluk Buyung, kaga ada hubungananah ama orang dari Minangkabo. Sebutannya Plokbuyung.
Alkisah dulunya mah Kampung Ujung Malang. Tapi oleh Almaghfurlah Baba Kiayi Haji Nur’Ali semasa hidupnya pengen kampung kelahirannya ada pengen mbawa keberkahan. Maka dientoglah pada satu acara mulidan di satu musolla. “ Kampung ini namanya kudu robah dari UJUNG MALANG jadi UJUNG HARAPAN. Semoga dengen perobahan ini banyak pengharepan kita bakal jadi nyata di kumdian hari, “ demikian kata pemuka agama pemuka masyarakat Bekasi ini.
Kampung berikutnya adalah Kampung LOKOMOTIP nyeng awalnya bernama Kampung KOKOKBELUK. Sebab arti kata kokokbeluk adalah nama semacem jin setan marakayangan. Tapi penulis ge’ kaga paham kalu dirobah jadi Lokomotip. Mumkin lokomotip artinya nyeng ngebawa di depan, atawa penuntun jalan, atawa kendaraan nyeng paling keker. Syahdan nyeng mula-mulain namain itu juga penulis kaga tau. Apakah Aji Baihaki Bin Haji Ahmad Itiyyah, atawa Haji Hidayatulloh Bin Haji Abdul Jalil, atawa mungkin juga kesepaketan dari beberapa orang termuka.
Kampung Rawa, tau-tau sekarang namanya nambah jadi Kampung “Rawa Silam Indah”. Di Kampung ini emang banyak tokoh-tokoh masyarakat. Ada Baba Aji Uho Suhendi, orang Cianjur nyeng punya bini orang situ asli, nyeng udah kedagingan tinggal di Rawa Silem. Ada Mamanda Haji Muhtadi Bin Haji Rinjan, sembage tokoh pendidikan. Ada pula Baba Haji Muhammad Ri’an. Ada juga Kakanda Haji Mawardi Espedeh, nyeng mimpin sekolahan. Mumkin orang-orang besar ini bermipakat supaya nama kampungnya diganti, biar punya masa depan kali ya ! Tapi baguslah, nama RAWA SILAM INDAH tentu jauh jauh lebih indah ketimbang KAMPUNG RAWA.
Pada mulanya Kampung Kaliabang Nangka Kidul. Tapi kerna kampungnya rada mencil alias nyeglik dekdewek, maka Baba Haji Komarudin, Baba Haji Jenal Aripin ama Baba Haji Madinah Bin Haji Anwar suatu kutika berempug mu ada niat ngrobah dia punya kampung. Tau dari mana mereka puny aide dinamailah itu Kampung “TEGAL MERINTIS”. Emang sih kaya kaya Kampungnya Ki Lurah Semar Kudapawana. Bang Edi Supriyatna Bin Haji Komar menampik “ Bagen dah nama itu nyeng nyohor, daripada kaga diakuin’” tangkisnya.
Begitupun Kampung Kaliabang Tengah Kidul, namanya berobah menjadi Kaliabang Jalan Lori. Mumkin kerna dulunya di sekitar situ ada bekas jalan lori (kereta dorong peninggalan jaman penjajahan). Itu juga apa kata Tuan Syafrudin Bin Muh Tibuh, atawa kata Haji Nurdin Bin Haji Muh Soleh. Atawa mumkin juga idenya Ustadz Haji Abdul Manap Bin Haji Matnur. Tapi “Alhamdulillah” semoga semuanya ngebawa kebarokahan. Amin.

(Nyeng Nulis Kong Guntur Elmogas)

Kamis, 31 Oktober 2013

ngraih kesuksesan emang ora mudah.. tp mempertahankn kesuksesan jg ora gampang...!
pepatah ntu kudunya kita jadiin acuan dalam sgala hal, salah satunya yng skarang kita jalanin...
cape, lelah, bosen, jenuh, ntu kadang kita rasain..dantr kadang rasa ntu jg nyang bisa ngejadiin kita ora bisa mempertahanin apa yng udah kita dapet.
nyooo kita pertahanin apa yng udah kita dapet...
nyooo kita guyub rempug lg......
By : Ladins 
 
Punya Grup ini,saya masuk dalem grup bukan nyari makanan,bukan nyari musuan,kaga nyari kerongkahan,ora mau jauh dr kesederhanaan,ora suka maen kataan,ora pengen aus pujian,,kaga resep ama cacian,nyeng sayah mao,nyeng kita pengen,mari sama-samaan bergandengan tangan satu tujuan,,,kita cuma cr sedaraan ama kebersamaan,,kita cuman aus kegirangan,,ora kurang, boleh lebih kalu positipmah..bukan begini daraaaaakuuuuuh???Meet wayahgini bae semuaaaaa....alapuyuuuh..
By Fatimah Abir
 
"NSBB DAN PEMUDA"

Ari ini tgl 28 tpat 85 taun nyang lalu tlah lahir dari tangan" pemuda pertiwi sebuah ikrar suci..yaitu SUMPAH PEMUDA..nyang udah nyatuin semua golongan mnjdi satu kesatuan nyang sulit terpisahkan.
Coba kita longok kblakang....BUNG TOMO,di umur 25 taun udah mengobarkan semangat juang rakyat surabaya.PANGERAN DIPONOGORO nyang umurah msih sangat muda 21taun memimpin tampuk kerajaan mengusir penjajah.bahkan Seorang KAPTEN PATIMURA rela mngobarkan nyawa nyah demi membawa rakyat maluku pada kemerdekaan.beliau menghembuskan Napas trakhir di usia 37 taun.BEKASI ge punya seorang pemuda pemberani nyang rela bergerilya dari utan ke utan.nyang dengan kegigihan nyah buat para penjajah keder..sampe Beliau di juluki "MACAN KARAWANG-BEKASI".ya beliau adalah ALM.ALMAGHFURULLAH K.H.NOER ALI,pemuda dari UJUNG MALANG.

Sedara..
Udah blon kita bisa menghargai jasa" MEREKA,,
Bisa ora kita memaknai dan mengaplikasikan semangat SUMPAH PEMUDA pd keidupan kita se ari".coba tundukin pala kita barang timbang Sebentar buat renungin apah nyang udah kita buat.kaga usah muluk",kaga usah tinggi" (tar alu jatoh ora bisa bngun lagi takutah).ontong dlu kita ngmong soal negara..buat daerah kita bee dlu,apah nyang dah kita buat,buat BEKASI..apah coba!!!

Udah saatnyah kita bersatu..
Udah wktunyah kita guyub..

Melalui forum komunitas NSBB inih,,
nyo..kita bersatu liwat bahasa..nyang blah wetan,blah kulon,blah elor,ampe blah kidul (Ora pake u blakangah ya dara).
NYO...nyang jauh ngedeket..nyang deket makin rapet(kata bang Zhames)

sebab menurut Bpk.Mohammad Yamin, salah satu tokoh pencetus lahirnyah SUMPAH PEMUDA.nyang menjadi faktor pemersatu bangsa slah satunyah adalah BAHASA.(ngiat postingan bang Nanang).
mulai lebah inih mah ontong songkan bedebat bahasa..kita udah tau basa bekasi itu apa,nooh..baca di file ge dah.ora syah jelasin lgi.kita tau di bekasi ada nyang asli betawi,ada nyang kcampur sunda,ada nyang kcampur jawa.(baca di file ama di blog NSBB).semua mnjadi satu bahasa yaitu BAHASA BEKASI.mulai leba ini ontong pake rongkah.ontong pake sombong.ayo bersatu liwat basa kita dara.
Nyo..kita rapetin barisan (kata baba kenzi).buang rasa malu,buang rasa delit,degil(kata abang Akenk).disini kita kaga beda"in..nyang kaya,nyang miskin,nyang muda/tua nyang penting kita tau etika dlm pergaula.disinih Bukan tempat menghina antar suku dan agama (no SARA,kata mpo fatimah).abang empo harus tau...disinih tempat buat orang" nyang mau berkarya buat BUDAYA BEKASI.

Nyo ah..abang mpo...kita bareng guyub.syah di Mari ge orang baru.nyang syah rasain lebih uplek kongko di dunia nyata ketimbang kcombrang di dumay doang mah.ya..mungkin abang mpo pada sibuk tapi abong ora bisa nyempetin waktu acan" mah buat ngamprok barang timbang se-ari kaga.apanan nyambung silaturahmi nilainyah ibadah.klu udah ngrasain ngamprok bareng mah Pasti lebih punya rasa keterikatan nyang mangkin dalem.ora Usah mikir kejauhan,ontong pake mikir orang blah sonoh bae Nyang kumpul.kita semua sama.sperti kata mpo Q cot "NSBB ADALAH KELUARGA BESAR."

Buat baba ketua,baba wakil serta Jajarannyah..mohon Maaf Alu ora izin dulu.doa dan harapan syah sma ama bg ladin semoga para pengurus dan Anggota nyang udah ngukut Partisisapi(ehh..mangap,,klacopan syah).nyang udah berpartisipasi ora kenal kata lelah trus semangat.bosen, cape adalah hal nyang manusiawi.tpi mudah"an Allah SWT.trus sllu mnyemangati kita untuk bekasi

""BEKASI BERSATULAH....."

"JAYA NSBB KU..."
"JAYALAH NEGERIKU..."

Udah dulu syah numpang nyorat-nyoret nyah jeriji syah dah pada kapalan inih...

SALAM HORMAT SYAH BUAT PARA PENGURUS...
SALAM HORMAT SAYAH BUAT SEMUA ANGGOTA...DAN
SALAM MANIS BUAT NYANG BACA..

NANAN...........!!!!!!!!!!!

*coretan inih nyontek dari berbagai Sumber. 
"NSBB DAN PEMUDA"

Ari ini tgl 28 tpat 85 taun nyang lalu tlah lahir dari tangan" pemuda pertiwi sebuah ikrar suci..yaitu SUMPAH PEMUDA..nyang udah nyatuin semua golongan mnjdi satu kesatuan nyang sulit terpisahkan.
Coba kita longok kblakang....BUNG TOMO,di umur 25 taun udah mengobarkan semangat juang rakyat surabaya.PANGERAN DIPONOGORO nyang umurah msih sangat muda 21taun memimpin tampuk kerajaan mengusir penjajah.bahkan Seorang KAPTEN PATIMURA rela mngobarkan nyawa nyah demi membawa rakyat maluku pada kemerdekaan.beliau menghembuskan Napas trakhir di usia 37 taun.BEKASI ge punya seorang pemuda pemberani nyang rela bergerilya dari utan ke utan.nyang dengan kegigihan nyah buat para penjajah keder..sampe Beliau di juluki "MACAN KARAWANG-BEKASI".ya beliau adalah ALM.ALMAGHFURULLAH K.H.NOER ALI,pemuda dari UJUNG MALANG.

Sedara..
Udah blon kita bisa menghargai jasa" MEREKA,,
Bisa ora kita memaknai dan mengaplikasikan semangat SUMPAH PEMUDA pd keidupan kita se ari".coba tundukin pala kita barang timbang Sebentar buat renungin apah nyang udah kita buat.kaga usah muluk",kaga usah tinggi" (tar alu jatoh ora bisa bngun lagi takutah).ontong dlu kita ngmong soal negara..buat daerah kita bee dlu,apah nyang dah kita buat,buat BEKASI..apah coba!!!

Udah saatnyah kita bersatu..
Udah wktunyah kita guyub..

Melalui forum komunitas NSBB inih,,
nyo..kita bersatu liwat bahasa..nyang blah wetan,blah kulon,blah elor,ampe blah kidul (Ora pake u blakangah ya dara).
NYO...nyang jauh ngedeket..nyang deket makin rapet(kata bang Zhames)

sebab menurut Bpk.Mohammad Yamin, salah satu tokoh pencetus lahirnyah SUMPAH PEMUDA.nyang menjadi faktor pemersatu bangsa slah satunyah adalah BAHASA.(ngiat postingan bang Nanang).
mulai lebah inih mah ontong songkan bedebat bahasa..kita udah tau basa bekasi itu apa,nooh..baca di file ge dah.ora syah jelasin lgi.kita tau di bekasi ada nyang asli betawi,ada nyang kcampur sunda,ada nyang kcampur jawa.(baca di file ama di blog NSBB).semua mnjadi satu bahasa yaitu BAHASA BEKASI.mulai leba ini ontong pake rongkah.ontong pake sombong.ayo bersatu liwat basa kita dara.
Nyo..kita rapetin barisan (kata baba kenzi).buang rasa malu,buang rasa delit,degil(kata abang Akenk).disini kita kaga beda"in..nyang kaya,nyang miskin,nyang muda/tua nyang penting kita tau etika dlm pergaula.disinih Bukan tempat menghina antar suku dan agama (no SARA,kata mpo fatimah).abang empo harus tau...disinih tempat buat orang" nyang mau berkarya buat BUDAYA BEKASI.

Nyo ah..abang mpo...kita bareng guyub.syah di Mari ge orang baru.nyang syah rasain lebih uplek kongko di dunia nyata ketimbang kcombrang di dumay doang mah.ya..mungkin abang mpo pada sibuk tapi abong ora bisa nyempetin waktu acan" mah buat ngamprok barang timbang se-ari kaga.apanan nyambung silaturahmi nilainyah ibadah.klu udah ngrasain ngamprok bareng mah Pasti lebih punya rasa keterikatan nyang mangkin dalem.ora Usah mikir kejauhan,ontong pake mikir orang blah sonoh bae Nyang kumpul.kita semua sama.sperti kata mpo Q cot "NSBB ADALAH KELUARGA BESAR."

Buat baba ketua,baba wakil serta Jajarannyah..mohon Maaf Alu ora izin dulu.doa dan harapan syah sma ama bg ladin semoga para pengurus dan Anggota nyang udah ngukut Partisisapi(ehh..mangap,,klacopan syah).nyang udah berpartisipasi ora kenal kata lelah trus semangat.bosen, cape adalah hal nyang manusiawi.tpi mudah"an Allah SWT.trus sllu mnyemangati kita untuk bekasi

""BEKASI BERSATULAH....."

"JAYA NSBB KU..."
"JAYALAH NEGERIKU..."

Udah dulu syah numpang nyorat-nyoret nyah jeriji syah dah pada kapalan inih...

SALAM HORMAT SYAH BUAT PARA PENGURUS...
SALAM HORMAT SAYAH BUAT SEMUA ANGGOTA...DAN
SALAM MANIS BUAT NYANG BACA..

NANAN...........!!!!!!!!!!!

*coretan inih nyontek dari berbagai Sumber. 
By : Ipunk Kaka